Friday 26 December 2008

Peluru pun Habis

Peluru pun Habis

Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia tak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme memang rakyat sering harus antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi karena manajemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak yang tidak kebagian jatah.

Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, "Roti habis"

Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia mencatat, "Bahan bakar habis!" Kemudian dia menuju antrean sabun.

Wah, pemerintah kapitalis baru ini betul-betul berengsek. Banyak sekali masyarakat yang tidak kebagian mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar, "Sabun habis!"

Tanpa dia sadari, rupanya dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur.

"Hei bung! Dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus. Apa sih yang kamu catat?"

Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat.

"Untung kamu ya, sekarang sudah jamar reformasi," ujar sang intel. "Kalau dulu, kamu sudah ditembak."

Sambil melangkah pergi aktivis itu mencatat: "Peluru juga habis!" (ahm)

No comments: